Translate

Kamis, 29 Oktober 2015

Evolusi, Emosi, dan Motivasi




Keberanian adalah perjuangan melawan ketakutan, menaklukkan rasa takut, bukan ketiadaan akan rasa takut itu sendiri. -Mark Twain

Manusia bisa terus berevolusi, tidak punah hingga kini berkat kemampuannya beradaptasi untuk bertahan hidup dalam menghadapi tantangan dari lingkungannya atau seleksi alam.
Insting untuk bertahan hidup dan berkembang biak menjadi motivator terkuat dalam setiap gerak langkah manusia dari jaman purbakala hingga jaman modern.
Emosi menjadi alat penting untuk manusia berperilaku dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan merespons stimulus yang ada. Reaksi yang cepat seringkali menentukan hidup atau mati bagi manusia di jaman purba.

Emosi yang vital bagi keselamatan nyawa ini adalah emosi-emosi yang memicu reaksi untuk bertindak dengan cepat. Contohnya seperti emosi kaget, jijik, dan ketakutan atau kemarahan yang dirasakan secara intens.

Emosi-emosi ini terprogram untuk memperingatkan insting manusia agar menyelamatkan diri dengan memotivasi suatu tindakan yang impulsif. Misalnya terhadap bahaya saat menghadapi binatang buas yang hendak menyerang atau menemui makanan atau zat sudah yang busuk/beracun.

Kebanyakan dari emosi-emosi yang direspon dengan aksi yang sigap untuk menyelamatkan diri ini berupa emosi-emosi negatif. Contohnya; ketika seorang manusia di jaman purba tiba-tiba melihat macan bertaring pedang hendak memangsanya, dia akan merasakan perasaan takut yang amat negatif.

Lalu emosi negatif ini akan merangsang adrenalin untuk memacu peredaran darah, penguatan otot dan memicu jantung untuk bersiap-siap melawan atau kabur. Tubuhnya akan sangat termotivasi untuk bergerak cepat tanpa perlu berpikir lama.

Kemampuan otak untuk berpikir panjang (prefrontal korteks dan hippocampus untuk bagian memori) dihentikan untuk sementara oleh otak tengah dan belakang (amygdala dan sususan saraf) agar bertindak dengan cepat secara spontan dalam rangka menyelamatkan diri.
Sedangkan di sisi lain, emosi-emosi yang positif seperti perasaan senang dan bahagia diproses secara perlahan oleh otak karena tidak dianggap terlalu mendesak untuk ditindaklanjuti. Jika ada manusia purba yang lebih mengembangkan emosi-emosi positif ini, mereka pasti sudah punah karena merasa lebih optimis serta tidak mudah curiga/waspada sehingga rentan diserang.

Kendati demikian, kini jaman sudah berubah. Keadaan sudah relatif aman dan tidak membutuhkan reaksi cepat seperti berlari karena ketakutan.
Tapi sayangnya, emosi-emosi negatif telah mengikuti evolusi dari manusia-manusia yang selamat berkat mengikuti instingnya dalam bertahan hidup. Manusia modern telah terprogram psikologinya secara genetis menjadi lebih mudah berpikiran negatif daripada berpikir positif.

Padahal, kondisi di masa sekarang mensyaratkan pikiran yang positif untuk sukses. Penelitian membuktikan, orang-orang yang optimis, antusias, dan ramah pada sesama akan cenderung lebih sukses dalam bidang usaha/pekerjaannya.
Walaupun begitu, masih banyak orang yang lebih gampang ce
mas, depresi, takut mengambil resiko, pesimis, tidak sabaran, mudah marah, dan seterusnya.
Sebagai ilustrasi, ada seorang investor dan seorang karyawan yang sedang mengalami masa krisis moneter. Harga saham-saham perusahaan berjatuhan dan banyak karyawan tidak mendapatkan promosi malah banyak yang dipecat.

Ketika harga saham jatuh, investor tersebut menjadi panik dan takut sehingga timbul reaksi yang emosional tanpa berpikir panjang. Investor tersebut segera mencairkan aset investasinya karena takut rugi.

Padahal tindakan yang lebih menguntungkan justru malah membeli saham-saham yang potensial mumpung harganya murah. Responsnya yang otomatis dimotivasi oleh emosi negatif seperti rasa takut yang sudah tertanam kuat.

Begitu juga pada kasus sang karyawan, begitu mengetahui dia tidak mendapatkan promosi, dia langsung bereaksi berdasarkan emosi negatif berupa amarah.

Dia bisa langsung mendatangi atasannya dan marah-marah atau memilih berhenti kerja dan keluar dari kantornya. Keduanya memberikan hasil yang merugikan, karena tindakan yang lebih baik bagi masa depan adalah bersabar dan tetap bertahan hingga mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Statistik menunjukkan betapa orang-orang yang menunjukkan emosi-emosi negatif semakin banyak. Banyak orang depresi, stres, suka marah-marah dan takut berubah atau takut mengambil peluang karena beresiko.

Para pemimpin di perusahaan-perusahaan lebih suka memakai amarah untuk memotivasi pegawainya daripada menggunakan inspirasi yang mendorong semangat kerja karyawan secara positif.

Faktanya, beberapa riset telah membuktikan; dari jamannya Charles Darwin, lalu Paul Ekman, hingga pemenang nobel Profesor Daniel Kahneman dan para pemrakasa gerakan psikologi positif seperti Martin Seligman, Mihaly Csikszentmihalyi, dan banyak peneliti lainnya yang menunjukkan hasil studi tentang kecerdasan emosional, evolusi emosi, dan perkembangan kemampuan kognitif harus condong ke arah yang positif.
Evolusi memang berjalan lambat, manusia baru bisa mengekspresikan emosi lewat bahasa ratusan ribu tahun yang lalu padahal bumi sudah mulai menampung kehidupan mulai jutaan tahun yang lalu. Kini, kita mesti memulai evolusi yang memihak emosi positif untuk kesuksesan di jaman sekarang.

Orang-orang yang bisa mengontrol impuls-nya akibat dorongan emosi negatif akan lebih berhasil. Perasaan-perasaan positif seperti cinta-kasih, empati, optimisme, kegigihan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam karir, hubungan, serta kehidupan pada umumnya.

Akan tetapi, melatih diri untuk lebih positif membutuhkan kekuatan tekad/kehendak yang kuat seperti kita melatih otot-otot agar besar dan kuat. Walaupun memakan banyak waktu dan tenaga, semuanya tidak akan percuma. Segala perbuatan reaktif yang dipicu oleh emosi-emosi negatif tanpa berpikir panjang harus dapat diprogram ulang sampai level psikologi-genetik.

Kita akan memulai evolusi baru, memotivasi tindakan yang dipicu oleh emosi-emosi yang lebih positif. Saya akan membahas cara-cara mengendalikan emosi-emosi yang negatif dan menanamkan inisiatif yang proaktif berkat pengkultivasian emosi-emosi positif pada tulisan-tulisan selanjutnya di blog ini.


by @rezawismail

http://tipsmotivasi.com/2012/06/13/evolusi-emosi-dan-motivasi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories