Translate

Senin, 08 Desember 2014

Sirkuit Kehidupan


Image

Pernah nonton Formula 1 atau MotoGP? Atau setidaknya tau tentang kedua kosakata tersebut? Singkatnya sih keduanya sama-sama ajang adu kecepatan kendaraan di sirkuit. Setiap pembalap akan mengelilingi sirkuit sejumlah putaran yang telah ditentukan, dan berlomba untuk mencapai garis finish terlebih dahulu. Saya dapat dikatakan cukup menggemari kedua acara ini, setiap kali ada balapan, saya selalu berusaha menyisihkan waktu untuk menyaksikannya, walaupun hanya dari layar kaca.

Di sini sih saya ga akan ngebahas tentang bagaimana hebatnya Fernando Alonso mendahului lawan-lawannya di hairpin, saya juga ga akan ngebahas tentang gimana hebatnya Valentino Rossi melibas setiap tikungan dengan kecepatan tinggi di sirkuit balap, sama sekali enggak, seperti biasanya, tulisan saya ini kembali memaksakan hubungan antar hal yang sebenernya ga ada nyambung-nyambungnya.

Kalau diperhatikan (sebenernya ga perlu diperhatiin juga sih, hal umum kok ini), balapan di sirkuit memiliki sebuah karakteristik, dimulai dari garis start, diakhiri di garis finish, yang mana garis start dan garis finish itu sendiri berada di tempat yang sama. Jadi intinya mau sudah puluhan lap yang dilalui, perpindahan kendaraan dapat dikatakan hampir mendekati nol (ya ya ya, I know, ada jarak dari garis finish ke parc ferme, tapi anggep aj hampir nol deh ya..*maksa*). Dalam balapan, hal ini gak masalah, karena emang tujuan akhirnya ialah menjadi yang tercepat melintasi garis finish, tapi coba dipikir, gimana kalo hal ini terjadi dengan hidup kita.

Pernah gak ngerasa kalo hari-hari berlalu begitu saja? Membuka mata bangun pagi, menjalankan aktivitas di siang hari, pulang ke rumah di malam hari, lalu tidur, rasanya hidup gitu-gitu aja. Capek, tapi ya ga berasa ada peningkatan apa-apa. Sama aja seperti kendaraan yang sedang berjalan di sirkuit, mau ngebut habis-habisan pun, ujung-ujungnya akan berakhir di tempat yang sama. Mau semua tenaga udah dikerahkan buat ngelakuin yang terbaik setiap harinya pun, yang ada cuman ngerasa capek aja, tapi progress hampir mendekati nol. Mungkin ini semua terjadi karena gak adanya tujuan hidup.

Tanpa tujuan, kita gak tau harus ke mana, kita gak tau usaha yang kita lakukan untuk apa, dan pada akhirnya mungkin kita bakal ngerasa stuck, hidup seakan ga ada perkembangan, hanya rutinitas biasa yang harus dijalani. Beda sekali kalau kita tahu ingin ke mana, meskipun dalam sehari progress nya hanya selangkah, tapi karena kita yakin selangkah itu menuju ke arah yang benar, kita bisa tersenyum puas. Tujuan akhir dari balapan di sirkuit adalah kembali ke garis awal, tapi apakah seperti itu dalam hidup? Saya rasa tidak, rugi sekali orang yang hari ini tidak lebih baik dari hari kemarin, apalagi jika hari ini lebih buruk dari hari kemarin.
Saya pernah merasa terjebak dalam sirkuit kehidupan tersebut, dan apa yang saya lakukan sekarang? Pitstop! Berhenti sejenak, mengatur ulang setting kehidupan, mengorbankan sedikit waktu, demi nanti-nanti yang lebih baik. Percuma aja terus-menerus menghabiskan tenaga kalau masih gak tau untuk apa tenaga itu dihabiskan. Lebih baik berhenti sejenak, berpikir, tentukan tujuan, ubah hal-hal yang gak sesuai, sehingga nantinya tenaga yang dikeluarkan gak akan sia-sia.

Seperti di balapan, saat melakukan pitstop tentu ada waktu yang dikorbankan, yang membuat progress kita lebih lambat, tertinggal dari rekan-rekan lain. Tapi hey, saat setting yang tepat sudah ditemukan, kita dapat melaju lebih cepat, mengejar ketertinggalan, dan mungkin malah dapat melesat jauh ke depan. Dan sekali lagi, kalau harus menganalogikan kehidupan dengan balapan, tampaknya analogi yang tepat adalah bukan dengan balapan sirkuit, tapi dengan reli, dimana kalau kita gak tahu tujuannya ke mana, mau mengemudi secepat apapun kita gak akan pernah menyentuh garis finish.

Satu hal lagi yang penting, kalau hanya membicarakan soal duniawi hidup ini sebenernya bukan balapan, setiap orang punya tujuan yang berbeda, dan cara yang berbeda pula mencapainya. Toh pada akhirnya yang kita kejar adalah kebahagiaan, dan definisi kebahagiaan itu akan berbeda bagi tiap orang. Jadi kenapa harus memaksakan diri bersaing dengan yang lain? Yuk coba berhenti sebentar, berpikir, apa sih yang sebenernya mau kita capai dalam hidup? Semoga kita ga termasuk orang-orang yang menghabiskan tenaga tanpa tahu harus ke mana. Semoga suatu saat nanti, kita bisa mencapai garis finish dan dapat dengan bangga mengingat perjuangan kita untuk sampai ke sana.

Well, in the end, happiness is a state of mind anyways :)

https://adipsujarwadi.wordpress.com/category/pemikiran/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Categories